Opini Oleh drh. Herlina Umbu Deta. M.sc
Di Tempat Pembuangan Limbah pasar oesapa , Kota Kupang beberapa ekor sapi berkeliaran dan memakan sisa-sisa sampah. Pantauan saya beberapa bulan lalu, terpantau sampah organik sampai anorganik jadi santapan ternak-ternak ini.
Menanggapi itu, Herlina Umbu Deta, Dosen Fakultas Kedokteran hewan Undana mengatakan,ternak sapi yang dipelihara dari lingkungan sampah memiliki peluang terkontaminasi berbagai macam penyakit. “Sapi pemakan sampah tidak layak di konsumsi oleh manusia,” katanya.
Penelitian yang di lakukan oleh mahasiwa Kedokteran Hewan Dimu R, dan Nangkiawa T, 2015. Di temukan Kandungan Timbal dan logam berat kadmium Dalam Darah Sapi Yang Memakan Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Alak Kota Kupang. Seminar Hasil Penelitian. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana.
Karena itu, beberapa dampak negatif, baik bagi kesehatan hewan itu sendiri maupun bagi lingkungan dan masyarakat.
1. Kesehatan Sapi
Sapi yang mengonsumsi sampah berisiko tinggi terhadap berbagai penyakit. Makanan yang tidak sehat dapat menyebabkan gangguan pencernaan, keracunan, dan infeksi. Hal ini dapat mempengaruhi produktivitas sapi, seperti penurunan kualitas susu atau daging.
2. Dampak Lingkungan
Sapi yang memakan sampah dapat berkontribusi pada pencemaran lingkungan. Limbah organik dan non-organik yang tertinggal dapat mengganggu ekosistem lokal, mencemari tanah dan air, serta menarik hama.
3.Kesehatan Masyarakat
Sampah yang dimakan sapi dapat menjadi sumber penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. Hal ini berpotensi meningkatkan risiko kesehatan bagi masyarakat sekitar, terutama jika produk dari sapi (seperti susu) tidak diolah dengan baik.
4. Persepsi Sosial
Terdapat stigma negatif terhadap sapi yang terlihat makan sampah, yang dapat memengaruhi pandangan masyarakat terhadap peternakan di daerah perkotaan. Ini dapat mengurangi minat masyarakat untuk membeli produk hewan dari daerah tersebut.
5. Solusi Potensial
Penting untuk mencari solusi yang berkelanjutan, seperti meningkatkan pengelolaan sampah, menyediakan pakan yang sehat bagi sapi, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Solusinya adalah diperlukan teknologi pakan menggunakan bahan lokal yang tersedia seperti pembuatan Silase Batang pisang atau jerami untuk memenuhi kebutuhan pakan di musim kemarau hal lain juga adalah Sapi yang makan sampah di tengah kota dapat diatasi dengan beberapa cara, di antaranya:
Membuat padang rumput yang jauh dari tempat pembuangan samoah, Mengurangi jumlah sapi agar pengolahan limbahnya bisa maksimal, Membuat aturan teknis mengenai pengolahan limbah peternakan di dalam kota
Secara keseluruhan, memberi sapi makan sampah di daerah perkotaan membawa banyak dampak negatif. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hewan, kesehatan masyarakat, dan lingkungan harus menjadi prioritas dalam pengelolaan peternakan perkotaan.
WEP02