Foto Pribadi |
Oleh: Dr.med.vet. Rudi Samapati, penulis: peneliti tinggal di Jerman
Saat ini di Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies yang membutuhkan perhatian serius. Penyebaran penyakit ini telah menyebabkan meningkatnya jumlah kasus rabies pada manusia dan hewan di wilayah tersebut. Hal ini mempengaruhi kesehatan masyarakat dan ekonomi, serta menimbulkan ancaman terhadap kehidupan hewan peliharaan dan populasi hewan liar.
Dalam dinamika situasi ini, beberapa faktor penting perlu dipertimbangkan. Pertama, diperlukan identifikasi dan pemetaan wilayah yang terkena dampak secara akurat (titik api). Hal ini akan membantu dalam penentuan area prioritas untuk intervensi dan penanganan. Selain itu, penting untuk melakukan surveilans epidemiologi yang intensif untuk melacak kasus baru dan memahami pola penyebaran penyakit.
Data berapa jumlah anjing di seluruh NTT belum/tidak tersedia. Ada masukan dan informasi dari seorang kawan yang bertugas di daerah, dari hasil penelitian/pengamatan pribadi, untuk Kabupaten Flores Timur: Desa, rasio anjing dan manusia itu 1 : 4 ( 1 ekor anjing : 4 orang). Kota, rasio 1 : 11 ( 1 ekor anjing : 11 orang). Untuk prediksi rata rata rasio anjing dan manusia bisa kita sepakati 1 : 7 (satu ekor anjing : 7 orang). NTT dengan jumlah penduduk 5.3 juta jiwa, diperkirakan jumlah anjingnya sekitar 750.000 ekor. Harga VAR di e katalog 153.000 per vial. Diperlukan 4 vial = 612.000. Harga vaksin single dosis circa 35.000 IDR. Sebagai contoh, Kabupaten Sumba Tengah dengan jumlah penduduk 85.000 jiwa, jumlah anjing circa. 12.500 ekor. Membutuhkan biaya vaksin sebesar: 12.500 ekor x 35.000 IDR/dosis x 3 periode vaksin: circa 1.3 milyar IDR.
Opsi Metode Penanganan Strategis:
Vaksinasi Massal: Satu opsi penanganan strategis adalah melaksanakan vaksinasi massal pada hewan peliharaan dan populasi hewan liar yang rentan terhadap rabies. Ini termasuk kucing, anjing, dan hewan-hewan liar seperti anjing liar dan kelelawar.
Kampanye Kesadaran Masyarakat: Mengadakan kampanye kesadaran masyarakat yang luas tentang pentingnya vaksinasi hewan peliharaan, tanda-tanda rabies pada hewan, dan langkah-langkah pencegahan yang harus diambil oleh masyarakat.
Pengendalian Populasi Hewan: Melakukan sterilisasi dan pengendalian populasi hewan peliharaan, terutama anjing, untuk mengurangi resiko penyebaran rabies dan populasi hewan yang berlebihan.
Peningkatan Akses Terhadap Vaksin dan Obat: Meningkatkan akses terhadap vaksin rabies dan obat-obatan yang diperlukan untuk penanganan kasus rabies, baik pada manusia maupun hewan.
Kebutuhan Biaya:
Penanganan KLB Rabies di NTT membutuhkan sumber daya finansial yang memadai. Berikut ini adalah beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam kebutuhan biaya:
Pengadaan Vaksin: Diperlukan anggaran untuk memperoleh vaksin rabies yang cukup untuk melaksanakan vaksinasi massal pada hewan peliharaan dan hewan liar yang rentan.
Sumber Daya Manusia: Biaya untuk melibatkan petugas kesehatan hewan, petugas kesehatan masyarakat, dan tenaga medis dalam upaya penanganan, termasuk pelatihan, gaji, dan insentif.
Kampanye Kesadaran Masyarakat: Dana yang cukup diperlukan untuk mengembangkan dan melaksanakan kampanye kesadaran masyarakat yang luas, termasuk produksi materi promosi dan pendidikan, serta pemasaran kampanye.
Peralatan dan Logistik: Biaya untuk memperoleh peralatan dan logistik yang diperlukan, seperti sarana transportasi, bahan habis pakai medis, alat vaksinasi, dan perlengkapan pendukung lainnya.
Estimasi jumlah biaya yang diperlukan untuk KLB Rabies tiap Kabupaten berkisar 5 - 8 milyar IDR.
Opsi Pemenuhan Kebutuhan Biaya:
Pendanaan Pemerintah: Pemerintah daerah dan pusat dapat mengalokasikan dana khusus untuk penanganan KLB Rabies di NTT. Hal ini dapat dilakukan melalui anggaran kesehatan dan anggaran untuk sektor pertanian dan peternakan, BNPB, Kementerian Desa.
Bantuan Internasional: Kerjasama dengan organisasi internasional, lembaga donor, dan badan amal dapat memberikan bantuan finansial dalam penanganan KLB Rabies di NTT.
Kemitraan dengan Swasta: Melibatkan sektor swasta melalui program tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan atau kemitraan dengan lembaga swasta dalam mendukung penanganan KLB Rabies.
Pendanaan Crowdfunding: Menggalang dana melalui kampanye crowdfunding untuk mendukung penanganan KLB Rabies di NTT dengan melibatkan masyarakat luas.
Pemenuhan kebutuhan biaya harus disesuaikan dengan prioritas dan sumber daya yang tersedia. Penting untuk melakukan perencanaan dan alokasi yang bijaksana untuk memastikan penanganan KLB Rabies yang efektif dan berkelanjutan di NTT.
WEP02