Tulisan ini sekedar untuk mengedukasi kita semua yang akan memilih wakil rakyat.
Tulisan ini juga sebagai rambu-rambu bagi kita karna sekarang banyak caleg yang akan maju hanya dengan modal terkenal sebagai
1. MC nikahan
2. Ratu tik-tok
3. Viral karna dikabari dekat dengan pejabat
4. Artis
Tetapi TANPA GAGASAN
Negara Indonesia adalah negara yang diakui sistem demokrasinya oleh negara-negara lainnya sebagai negara dengan sistem domokrasi teebaik. Kalau melihat tahun- tahun sebelum reformasi, sistem demokrasi di negara ini sifatnya masih tertutup, dimana baik wakil rakyat maupun pemimpin negara dan daerah dipilih oleh DPR. Sistem pemilu saat itu rakyat hanya memilih partai, lalu partailah yang menempatkan wakilnya yang dinilai mumpuni, mampu menggerakkan roda partai dari dalam parlemen. Sistem ini dikenal sebagai sistem demokrasi tertutup. Keunggulan dari sistem ini adalah yang duduk di kursi DPR adalah mereka-mereka yang sudah teruji ilmu politiknya.
Sedangkan setelah reformasi, sistem pemilu adalah sistem terbuka, rakyat secara langsung memilih figur. Sampai sekarang sistem ini dianggap sangat demokratis, rakyat diberikan kebebasan dalam pesta demokrasi tersebut. Kelemahan dari sistem demokrasi seperti ini, wakil rakyat tidak ditentukan oleh kemampuan berpolitiknya tapi berdasarkan :
1. Suka dan tidak suka
2. Populer
3. Memiliki banyak followers
4. Kaya ( atau memiliki banyak uang)
Sehingga untuk ketiga hal diatas, yang berprofesi sebagai artis, tik tokers, selebgram dll punya peluang besar untuk menjadi anggota dewan, bahkan pemimpin daerah.
Sudah terbukti, banyak artis yang pernah mencoba bertarung dalam dunia politik. Pemilu 2024 akan diisi banyak artis, tik toker, selebgram bukan hanya DPR RI tapi DPRD juga, khususnya NTT dan kota kupang saat ini banyak baliho bertebaran muka-muka yang tidak asing mereka sering muncul sebagai MC, sebagai selebgram, tergabung dalam group dance, bahkan olahragawan.
Yang jadi pertanyaan apakah mereka bisa? Jawabannya seluruh warga negara yang telah berumur 17 tahun ke atas berhak.
Pertanyaan berikut apakah mereka pantas? Jawabannya adalah tergantung, apakah mereka sudah mempersiapkan diri dengan bekal politik atau belum.
Dan pertanyaan terakhir apakah mereka mampu? Jawabanya juga tergantung orientasi mereka berpolitik.
Dilihat dari 2 pertanyaan terakhir diatas jika kita hubungkan dengan bukti yang sudah ada, dimana wakil rakyat yang dulunya berprofesi sebagai artis, selebgram dan mungkin juga mereka yang kaya raya yang menginfestasikan uang mereka untuk merebut suara yang banyak, 95% gagal mewakili suara rakyat, 95% tidak ikut rapat anggaran, 95% tidak punya gagasan apa yang mau mereka buat setelah jadi anggota dewan.
Dari hal- hal tersebut diatas, maka dapat saya tarik kesimpulan dari profesi-profesi seperti saya sebutkan diatas, hampir 95% tampil sebagai anggota dewan tapi tidak paham fungsi dan peran seorang legislator. Faktor orientasi menaikan prestise semata, untuk menjadi yang terhormat namun tidak bisa menghormati suara atau kepercayaan yang telah diberikan.
Oleh karena itu, edukasi politik ini saya sampaikan dengan maksud agar:
1. Rakyat jangan memilih wakil rakyat, berdasarkan popularitas seorang figur semata, tapi apa gagasan mereka.
2. Rakyat harus cerdas memilih wakil rakyat yang punya gagasan, dan paham fungsi serta peran seorang legislatif.
3. Rakyat jangan termakan politik uang yang akhirnya menyerahkan harapan dan aspirasi rakyat kepada orang yang telah membayar suara rakyat namun tidak bisa berbuat apa-apa.
4. Rakyat harus melihat dan menganalisa orientasi dari seorang calon legislatif, yang memang sebenarnya hanya mengandalkan kemampuan berbicara di atas panggung pelaminan, kemampuan menghadirkan konten menarik dalam laman instagram mereka, kemampuan mempertontonkan tubuh mereka dalam aplikasi tik tok, dan kemampuan dalam membeli suara rakyat lewat praktek politik uang.
Masa depan Daerah, bangsa dan negara ada ditangan rakyat dalam pemilu 2024 nanti.
Mari jadi pemilih yang cerdas.
WEP02.
Tulisan yg mengedukasi
BalasHapus