vXNwPj4qUNQpo38g8p3ivd6DJ6AcFOk4gL7S5iHx

Maxs U. E. Sanam: Ritme Sirkadian dan Jam Masuk Sekolah Lebih Awal

Dokumen Pribadi,  Rektor Undana 


Kupang,  Warta Edukasi Publik__Rektor Universitas Nusa Cendana, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M Sc, turut memberikan perhatian terkait Instruksi Gubernur Viktor Laiskodat yang meminta waktu pembelajaran siswa SMA/SMK di Pukul 05.00 WIB, Kupang 1-3- 2023.

Circadian rhythm atau yang sering disebut dengan ritme sirkadian adalah jam biologis dalam tubuh manusia yang mengatur siklus tidur dan bangun. Jam biologis ini dipengaruhi oleh faktor internal seperti genetik dan eksternal seperti cahaya dan suhu lingkungan. Ritme sirkadian pada manusia memiliki pola tidur yang konsisten, dengan waktu tidur yang lebih banyak di malam hari dan waktu bangun di pagi hari.

Menurut National Sleep Foundation, remaja membutuhkan antara 8 – 10 jam tidur per malam. Namun, kebanyakan remaja hanya mendapatkan sekitar 7 jam tidur per malam. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai factor termasuk factor lingkungan, seperti terlalu banyak kebisingan atau cahaya di kamar tidur, dan factor biologis, seperti perubahan hormon dan ritme sirkadian.
Namun, di era modern ini, ritme sirkadian manusia sering kali terganggu akibat pola hidup yang tidak sehat dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya menjaga ritme sirkadian yang sehat. Salah satu contohnya adalah masuk sekolah lebih awal, yang sering kali dianggap sebagai solusi untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja akademik.

Ketika anak-anak memasuki masa remaja, ritme sirkadian mereka cenderung berubah, dan mereka cenderung merasa lebih terjaga di malam hari dan lebih sulit untuk bangun pagi. Oleh karena itu banyak sekolah mulai mempertimbangkan perubahan waktu sekolah untuk menyesuaikan dengan ritme sirkadian siswa remaja.


Apakah masuk sekolah lebih awal benar-benar bermanfaat bagi siswa? Studi menunjukkan bahwa masuk sekolah lebih awal dapat mengganggu ritme sirkadian siswa, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan dan kinerja akademik mereka.

Pertama-tama, masuk sekolah lebih awal dapat mengganggu pola tidur siswa. Karena ritme sirkadian siswa lebih condong ke jam tidur yang lebih larut, maka memaksakan siswa untuk bangun lebih awal dapat mengganggu siklus tidur mereka. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya tidur yang berkualitas dan berdampak pada konsentrasi, ingatan, dan motivasi siswa di sekolah.

Selain itu, masuk sekolah lebih awal juga dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik siswa. Studi menunjukkan bahwa kurangnya tidur dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular pada siswa. Dengan memaksakan siswa untuk bangun lebih awal dan mengorbankan waktu tidur, maka sekolah dapat menjadi faktor risiko bagi kesehatan siswa.

Terakhir, masuk sekolah lebih awal juga dapat berdampak negatif pada kinerja akademik siswa. Studi menunjukkan bahwa kurangnya tidur dapat mengurangi kinerja kognitif dan akademik siswa, termasuk konsentrasi, ingatan, dan kemampuan menyelesaikan tugas. Dengan memaksakan siswa untuk bangun lebih awal dan tidak memberi waktu yang cukup untuk tidur, maka sekolah dapat menghambat kemampuan akademik siswa.

Dalam kesimpulannya, ritme sirkadian adalah hal yang penting dalam menjaga kesehatan fisik dan kinerja akademik siswa. Memaksakan siswa untuk masuk sekolah lebih awal dapat mengganggu ritme sirkadian mereka dan berdampak negatif pada kesehatan dan kinerja akademik. Oleh karena itu, sekolah sebaiknya mempertimbangkan untuk memperbaiki jadwal yang ada agar sesuai dengan ritme sirkadian siswa dan memberi waktu yang cukup untuk tidur yang berkualitas. Hal ini akan membantu siswa untuk tetap sehat dan produktif di sekolah. Ucap Rektor Undana. 

WEP2 

Warta Terkait

Warta Terkait

2 komentar

  1. Betul sekali yang Bapak Maxs U E.Sanam sampaikan, bukan masalah masuk jam 5 pagi lalu cerdas. Kurang istirahat juga sangat mempengaruhi kinerja tubuh seseorang. Kalau menurut saya seaorang bisa cerdas apabila dari masa ingin mengetahui sesuatu dari iya masih kecil,sebagai orang tua kita harus mendampingi dan mengajarkan literasi dari dini sehingga bisa menjadi kebiasaan literasi anak. Faktor lingkungan,sebagai keluarga harus membimbing anak dalam pergaulan yang sehat.faktor tenaga pendidik,harus yg punya kopetensi pada bidangnya dan terpanggil sebagai guru karna ada guru yang hanya kasi tugas dan catatan lalu hilang dgn kepentingannya. Faktor ketersediaan literatur dan perpustakaan selama ini kurang dimanfaatkan oleh guru dan siswa sebagai sarana penyedia informasi.faktor sarana dan prasarana gedung pendidikan. Faktor hubungan manusia dengan Tuhan,dunia sekarang Tuhan no 2 bkn no 1,apabila seseorang mempunyai dasar agama yang kuat,maka karakternya pasti bagus dalam belajar ataupun dilingkungan bermasyarakat dikarenakan agama selalu mengajarkan yang baik.🙏

    BalasHapus