Foto Pribadi: drh. Herlina Umbu Deta. M.Sc |
Kupang, Warta Edukasi Publik___Herlina Umbu Deta adalah salah satu dosen Kedokteran hewan Undana, memberikan pemahaman terkait bagaimana para peternak babi di kota kupang, wajib memahami beberapa kondisi termonetral.
Faktor lingkungan mempengaruhi produktivitas ternak. Ternak yang mengalami stres panas akibat meningkatnya temperatur lingkungan, menyebabkan stres pada hewan yang ditandai dengan kenaikan temperatur rektal. Suhu normal pada ternak babi berkisar antara 38,7ºC -39,8ºC secara alamiah temperatur tersebut akan selalu dipertahankan terus-menerus pada lingkungan dengan kondisi dingin maupun panas. Tubuh babi memiliki kelenjar keringat yang terbatas sehingga cara ternak babi untuk mengeluarkan panas adalah melalui urin dan mulutnya. Hal ini membuat ternak babi sering terengah-engah ketika terjadi kenaikan laju respirasi. Suhu yang rendah juga mengakibatkan ternak babi makan lebih banyak.Jika ditinjau dari segi keuntungan ekonomi maka peningkatan makan akan meningkatkan pengeluaran ekonomi dalam pembelian pakan. Mempersiapkan temperatur netral bagi peternakan babi adalah pilihan yang tepat.
Menurut data BPS 2020-2022 jumlah ternak babi di kota kupang mengalami peningkatan dari tahun 2020 jumlah ternak babi 36.408 ekor meningkat menjadi 39.700 ekor di tahun 2022. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di kota Kupang menjadikan ternak babi sebagai salah satu pilihan beternak.
Kecamatan kelapa lima menurut data BPS paling banyak memiliki ternak babi mencapai 11.453 ekor tahun 2019. Berdasarkan data diatas perlu diketahui iklim dan cuaca sepanjang tahun untuk kota kupang biasanya bervariasi dengan rata-rata suhu 22◦C hingga 33◦C. Sedangkan berdasarkan kajian literatur suhu yang tepat untuk peternakan babi adalah 20-26◦C. Sehingga kota Kupang adalah kota yang memiliki potensi untuk peternakan babi jika kita menerapkan manajemen pengaturan suhu.Walaupun demikian berbagai kajian dilakukan tentang termoregulasi atau manajemen heat stress (HS) akibat cekaman suhu lingkungan yang ekstrim. Stres diakibatkan lingkungan akan mempengaruhi kinerja, kesehatan, reproduksi dan biaya operasional peternak komersial. Babi termasuk hewan homeotermik karena dapat menjaga suhu tubuh relatif konstan meskipun suhu lingkungan berubah secara ekstrim.
Pemeliharaan ternak babi di kota kupang dengan variasi suhu yang berbeda membutuhkan perhatian dari peternak dalam hal mengatur suhu lingkungan. Saat kondisi panas cara ternak babi mengatur suhu tubuh dengan menghilangkan panas lewat mulut atau terengah-engah dan mengurangi makan dan lebih banyak minum air sehingga mempengaruhi bobot badan pada tahap finisher. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh peternak semintensif yang mekanisme pemberian pakan dan minum dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari.ketika cuaca lingkungan ekstrim pemberian air minum harus diperhatikan. Anak babi yang baru lahir membutuhkan 1-1,5 liter/ekor. Babi yang menyusui membutuhkan 5-8 liter air minum sedangkan ternak babi yang beratnya diatas 100 kg membutuhkan air sebanyak 5-6 liter. Menciptakan suhu ideal untuk ternak babi 20-26◦C dapat dilakukan dengan menempatkan kandang babi di tempat yang sejuk dan arah kandang menghadap ke utara agar menjaga pertukaran udara yang seimbang dari arah timur dan barat. Hal ini dilakukan apabila dipelihara dilingkungan yang sempit. Ternak babi yang dipelihara diluar ruangan jauh lebih efektif tetapi lahan peternakan daerah perkotaan yang sempit adalah kendala dalam beternak babi. Pengetahuan yang sederhana ini yang harus disosialisasikan kepada peternak babi di kota kupang bagaimana menyediakan suhu yang netral sebagai lingkungan yang optimal untuk peternakan babi. Peternakan babi dapat dilakukan di kota kupang walaupun memiliki kendala suhu lingkungan yang tinggi.
Pemahaman tentang termonetral yang optimal untuk beternak babi berdasarkan hasil penelitian akan memudahkan peternak menentukan daerah atau lokasi beternak yang produktif. Kebutuhan air minum penting diperhatikan pada peternakan babi saat suhu lingkungan ekstrim, tidak semua daerah dapat dijadikan sentra peternakan babi. WEP02